Sejak masa-masa awal kemenangan Revolusi Islam, masalah kemandirian
di bidang ekonomi senantiasa menjadi perhatian utama. Pasalnya, pada era
pra-revolusi, akibat kesalahan fatal politik Rezim Pahlevi, menyebabkan
Iran amat bergantung dengan Barat, khususnya AS. Sebaliknya, pasca
kemenangan Revolusi Islam, negara-negara Barat berupaya menekan dan
mengancam Republik Islam Iran dengan berbagai cara, termasuk dengan
menerapkan embargo ekonomi.
Karena itu, Iran pun berusaha mencapai kemandirian di bidang
pertanian dan industri. Upaya ini bahkan terus dilanjutkan, meski di
saat Iran menjalani masa-masa sulit perang yang dipaksakan oleh Rezim
Ba’ats, Irak selama delapan tahun. Upaya tiada kenal lelah inipun,
akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. Iran berhasil mencapai
swasembada gandum, sebuah komoditas strategis pertanian. Sejak tahun
lalu, Iran bahkan sanggup mengekspor hasil produksi gandumnya ke
sejumlah negara. Begitu pula di berbagai komoditas pertanian lainnya.
Iran juga berhasil meraih kemajuan dengan menerapkan program mekanisasi
pertanian.
Salah satu dampak buruk yang diwariskan sistem perekonomian Rezim
Pahlevi dan masih berpengaruh hingga kini adalah ketergantungan Iran
terhadap pendapatan minyak bumi. Masalah ini membuat struktur ekonomi
menjadi rapuh, namun dengan usaha keras pemerintah Republik Islam Iran,
ketergantungan terhadap pendapatan minyak pun perlahan-lahan mulai
dibatasi. Sebagai misal, pada tahun 2007-2008 ini, komposisi pendapatan
minyak dalam anggaran negara Iran kurang dari 50 persen. Sebaliknya,
dalam beberapa tahun terakhir pendapatan dari sektor non-minyak makin
naik secara signifikan. Berdasarkan sejumlah data, pendapatan Iran di
sektor non-minyak pada tahun 2006 mengalami peningkatan 47 persen atau
sekitar 16 miliar USD. Peningkatan ini membuat situasi ekonomi Iran
relatif bisa bertahan meski harga minyak dunia mengalami fluktuatif.
Di sisi lain, untuk memanfaatkan secara optimal cadangan minyak, Iran
berupaya meningkatkan produksi komoditas petrokimia dan olahan minyak
lainnya agar lebih bermanfaat dan bernilai. Sehingga pada periode
2007-2008, produksi petrokimia Iran meningkat lebih dari 30 juta ton.
Rencananya tiga tahun lagi, produksi di sektor ini akan ditingkatkan
menjadi 58 juta ton.
Salah satu produksi industri Iran yang berhasil diekspor sejak
beberapa tahun terakhir adalah produk otomotif. Iran mengekspor
kendaraan penumpang dan barangnya ke berbagai negara seperti Syria,
Turkmenistan, Afghanistan, Azerbaijan, dan Venezuela. Iran juga menjalin
kerjasama pembangunan pabrik mobil dengan sejumlah negara. Pada tahun
2006, Iran mengeskpor lebih dari 30 ribu kendaraan senilai 350 juta USD.
Pembangunan di bidang infrastruktur, seperti pembangunan jalan, rel
kereta api, jembatan, jalan tol dalam kota, dan kereta api bawah tanah
(subway) merupakan langkah pembangunan paling kentara pasca revolusi.
Kemajuan lain ekonomi Iran pasca Revolusi Islam adalah meningkatnya
investasi asing, padahal Iran saat ini masih berada di bawah tekanan
sanksi ekonomi AS. Tahun lalu, investasi asing di sektor perminyakan,
yang merupakan salah satu bidang yang paling dikhawatirkan oleh AS,
mengalami peningkatan sekitar 9 persen. Begitu juga di bidang gas,
tingkat eksplorasi, produksi, dan ekspor di bidang ini mengalami
peningkatan signifikan. Pada bulan Februari ini, menteri perminyakan
Iran melaporkan adanya penemuan ladang gas baru dengan cadangan gas
sebesar 11 triliun kaki kubik. Iran adalah negara pemilik cadangan gas
terbesar kedua di dunia, setelah Rusia. Selain itu, Teheran juga telah
menjalin beragam kontrak kerjasama di bidang gas dengan negara-negara
lain. Sebagai contoh, baru-baru ini Iran dan Austria menandatangani
kontrak ekspor gas senilai 50 miliar USD dan kerjasama produksi gas
dengan Malaysia senilai 16 miliar USD.
Salah satu slogan utama Revolusi Islam Iran adalah meningkatkan taraf
hidup rakyat, khususnya kalangan menengah ke bawah dan mewujudkan
keadilan sosial. Karena itu, pemerintah Republik Islam Iran berusaha
keras meningkatkan taraf hidup masyarakat berpendapatan rendah. Terlebih
khusus di era kepemimpinan Presiden Ahmadinejad, yang lebih fokus untuk
merealisasikan visi keadilan yang yang disuarakan oleh Revolusi Islam.
Program kunjungan ke daerah Presiden Ahmadinejad beserta kabinetnya
merupakan upaya serius pemerintah untuk menyentuh secara langsung
persoalan rakyat di berbagai daerah sehingga bisa diupayakan tindakan
yang lebih cepat untuk mengatasi persoalan daerah. Selama dua tahun
pertama masa kepemimpinannya, Presiden Ahmadinejad berhasil mengunjungi
30 propinsi. Kini, di paruh kedua masa kepemiminannya, dia pun
melaksanakan kembali rangkaian safari ke berbagai daerah untuk
menganalisa dan menindaklanjuti kebijakan sebelumnya.
Masih di bidang pembangunan keadilan sosial, Pemerintahan Ahmadinejad
juga mengeluarkan program pembagian ‘saham keadilan’. Lewat program
ini, saham perusahaan-perusahaan negara dibagikan kepada kalangan
masyarakat berpendapatan rendah, sementara hasil keuntungannya akan
dikembalikan lagi kepada mereka.
Kendati Iran pasca revolusi, menghadapi beragam tekanan dan embargo,
namun para ilmuan dan teknisi militer Iran tidak pernah menyerah untuk
memajukan kekuatan pertahanan negaranya. Tak heran bila kini Iran
berhasil meraih keberhasilan yang tidak pernah diduga sebelumnya di
bidang persenjataan modern. Angkatan bersenjata RII, saat ini berhasil
membuat dan mengembangkan berbagai bentuk roket, seperti roket darat ke
darat, darat ke laut, dan darat ke udara. Begitu pula di bidang
pembuatan helikopter dan pesawat tempur, para ilmuan Iran berhasil
mencapai kemajuan yang menarik di bidang ini. Sejumlah pesawat tempur
berteknologi tinggi baik berjenis tanpa awak maupun standar, berhasil
dibuat oleh Iran.
Angkatan darat militer Iran juga berhasil membuat peralatan perang
modern lainnya seperti, tank, panser, meriam, dan beragam bentuk senjata
personal. Begitu pula di matra laut, kekuatan pertahanan laut Iran juga
berhasil menorehkan prestasi gemilang. Seperti pembuatan beragam jenis
kapal perang dan perahu cepat militer serta beragam persenjataan penting
lainnya. Di bidang perangkat militer elektronik, Iran juga berhasil
membuat gebrakan baru di bidang ini. Tak heran jika kini Iran menyatakan
siap mengadapi ancaman perang elektronik.
Kemajuan mengagumkan Iran di bidang industri militer membuat sejumlah
negara kian tertarik menjalin kerjasama dengan Iran. Saat ini, Iran
telah mengekspor hasil-hasil industri militernya ke 57 negara.
Revolusi Islam Iran telah memberikan karunia, berkah dan keberhasilan
yang begitu berharga bagi rakyat Iran. Revolusi ini telah menghadiahkan
nilai-nilai luhur seperti tuntutan kemerdekaan, kebangkitan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan kemandirian. Nilai-nilai inilah yang
mendorong rakyat Iran untuk terus berjuang memutus ketergantungan di
bidang ekonomi, politik, dan budaya asing serta mewujudkan keadilan
ekonomi dan kemajuan iptek.
Islam senantiasa menekankan perlunya menuntut ilmu. Ada banyak ayat
Al-Quran dan hadis Nabi yang mengajak kaum muslimin untuk menuntut ilmu
di manapun dan kapanpun. Ajakan ini disikapi secara serius oleh
pemerintah dan rakyat Iran. Pada tahap awal, pemerintah Republik Islam
Iran berusaha membukan peluang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat
untuk bisa mengenyam pendidikan formal, dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi. Pasal 30 UUD Republik Islam Iran menyatakan,
“Pemerintah berkewajiban menyediakan pendidikan dan pengajaran gratis
bagi seluruh rakyat hingga akhir tingkat pendidikan menengah dan
mengembangkan pendidikan tinggi secara gratis pula hingga semampunya”.
Sejak awal Revolusi Islam, pemerintah Iran telah mencanangkan program
perang melawan buta huruf. Terkait hal ini, Bapak Pendiri Revolusi
Islam, Imam Khomeini menugaskan dibentuknya Lembaga Kebangkitan Melek
Huruf. Upaya kontinyu dan tak kenal lelah lembaga ini berhasil
menurunkan secara drastis angka buta huruf. Sebelum Revolusi Islam,
angka buta huruf di Iran mencapai 50 persen, namun pasca Revolusi angka
ini berhasil ditekan menjadi 10 persen. Prestasi cemerlang Lembaga
Kebangkitan Melek Huruf ini bahkan berkali-kali mendapat pujian dan
penghargaan dari lembaga-lembaga internasional, termasuk Unesco.
Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan di Iran
terus mengalami kemajuan dan pertumbuhan yang pesat baik secara
kualitas maupun kuantitas. Setiap tahun, terdapat banyak sekolah yang
dibangun di berbagai kawasan di Iran. Pemerintah dan para prakstisi
pendidikan juga terus berusaha menyesuaikan kurikulum dan metode
pendidikannya dengan pelbagai hasil temuan baru di bidang ilmu
pengetahuan.
Dunia perguruan tinggi Iran juga mengalami perkembangan dan kemajuan
yang pesat pasca Revolusi Islam. Meski angka para peminat pendidikan
tinggi di Iran terus meningkat tajam, namun begitu, kini kapasitas kursi
pendidikan di perguruan tinggi telah mencapai lebih dari satu juta 200
ribu kursi. Fenomena lain yang menarik di dunia kampus Iran adalah lebih
dari 60 persen mahasiswa Iran adalah kaum hawa. Kenyataan ini merupakan
salah satu efek dari upaya pemerintah memajukan peran kaum perempuan.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah makalah ilmiah para ilmuan Iran
yang berhasil diterbitkan oleh berbagai majalah dan media ilmiah
ternama dunia kian meningkat. Keberhasilan di bidang ini merupakan salah
satu indikator kemajuan sains di setiap negara. Ironisnya, meski
media-media ilmiah Barat mengklaim dirinya bersikap secara obyektif
namun sebagian masih menolak untuk merilis makalah ilmiah para ilmuan
Iran.
Pasca Revolusi Islam, para pakar sains dan teknologi di Iran berhasil
mencapai kemajuan yang pesat, bahkan tergolong sebagai lompatan ilmiah.
Teknologi nano sebagai salah satu dari empat teknologi paling bergengsi
dan rumit di dunia, telah bertahun-tahun menjadi fokus perhatian dan
penelitian para ilmuan Iran. Teknologi ini bahkan bisa memperbaiki
molekul dan sel-sel badan yang rusak. Teknologi nano biasa dimanfaatkan
untuk keperluan kedokteran, pertanian, industri, dsb. Hingga kini, Iran
tergolong sebagai negara maju di bidang teknologi nano dan berhasil
memproduksi sejumlah komoditas dengan bantuan teknologi nano.
Salah satu keberhasilan lainnya Iran di bidang iptek adalah prestasi
cemerlang di bidang stem cell atau sel punca. Selama bertahun-tahun,
para ilmuan Iran telah mengembangkan teknologi sel punca untuk
pengobatan dan keperluan kedokteran lainnya. Sel punca ini mampu
memproduksi beragam jenis sel tubuh manusia, karena itu, sel ini
memiliki peran yang amat vital. Para ilmuan Iran juga berhasil
memanfaatkan teknologi sel punca untuk menyembuhkan beragam penyakit
akut yang selama ini sulit diobati. Seperti penyembuhan penyakit buta
dan beragam kasus lainnya. Namun prestasi paling berkesan di bidang ini
adalah keberhasilan para ilmuan Iran mengkloning seekor kambing dengan
memanfaatkan sel punca. Prestasi ini merupakan bukti kemajuan Iran di
bidang kedokteran, khususnya dalam reproduksi sel punca.
Pusat Riset Ruyan merupakan lembaga penelitian yang berhasil
mengembangkan teknologi stem cell atau sel punca di Iran. Televisi CNN
dalam laporannya mengenai kemajuan Iran di bidang teknologi ini
menuturkan, “Pusat Riset Ruyan adalah salah satu sentra penelitian sel
punca janin di Iran. Di lembaga ini, sains berkembang pesat”. CNN dalam
laporannya ini juga menambahkan, salah satu penyebab kemajuan Iran di
bidang iptek adalah karena para pemimpin negara ini menghendaki ilmu
pengetahuan.
Salah satu keberhasilan Iran lainnya di bidang kedokteran adalah
pembuatan obat IMOD. Obat ini berfungsi untuk meningkatkan fungsi
ketahanan tubuh di hadapan virus AIDS. Keampuhan obat ini bahkan telah
diakui oleh otoritas kedokteran dunia. Pada tanggal 3 Februari yang
lalu, para pakar farmasi Iran juga berhasil mengeluarkan obat baru Angi
Pars, obat ini berfungsi untuk menyembuhkan luka penyakit diabetes atau
kencing manis, sehingga bisa mencegah terjadinya amputasi. Begitu juga
di bidang kedokteran lainnya, para ilmuan kedokteran Iran berhasil
membuat terobosan baru dalam metode operasi, seperti operasi otak dan
saraf, jantung, dan mata. Saat ini, di kawasan Timur Tengah, Republik
Islam Iran terbilang sebagai negara paling maju di bidang kedokteran.
Ternyata Iran menyimpan prestasi yang mengagumkan di bidang nuklir.
Namun, dibalik polemik yang sengaja dihembuskan Barat untuk menentang
kemajuan Iran di bidang ini, Meski Iran berada di bawah tekanan dan
embargo, namun negara ini tetap berhasil mencapai prestasi cemerlang
dalam teknologi nuklir. Selama ini, negara-negara Barat, khususnya AS
memanfaatkan nuklir untuk membuat bom pemusnah massal, karena itu mereka
juga berpikir bahwa Iran memanfaatkan teknologi nuklir untuk
kepentingan militer. Padahal, teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk
keperluan yang positif, seperti sebagai sumber energi listrik. Atas
dasar inilah, Iran mengembangkan teknologi nuklir. Langkah ini dilakukan
untuk menjadikan nuklir sebagai sumber energi alternatif. Selain
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, teknologi nuklir juga bisa
digunakan untuk keperluan kedokteran, dan rekayasa genetika di bidang
pertanian dan peternakan.
Untuk menghilangkan adanya kecurigaan Barat terhadap program nuklir
sipil Iran, para pejabat tinggi Tehran telah berkali-kali menggelar
dialog dengan negara-negara Barat dan menjalin kerjasama yang transparan
dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Tahun lalu, Presiden
Ahmadinejad mengumumkan, bahwa Republik Islam Iran secara resmi telah
memasuki fase industrialisasi produksi bahan bakar nuklir. Upaya ini
merupakan salah satu bentuk tekad nyata Iran untuk mencapai kemandirian
di bidang nuklir.
Baru-baru ini, tanggal 4 Februari lalu, Iran juga berhasil menorehkan
prestasi baru di bidang teknologi antariksa. Pembangunan stasiun
peluncuran antariksa dan peluncuran roket pembawa satelit Safir
merupakan kesuksesan terbaru Iran di bidang ini. Seluruh keberhasilan
tersebut merupakan berkah kemenangan Revolusi Islam dan buah prestasi
iman, ikhtiar, persatuan rakyat Iran serta kepemimpinan bijaksana
Pemimpin Revolusi Islam Iran. Mari belajar dari Iran.
Revolusi Islam Iran telah memberikan karunia, berkah dan keberhasilan
yang begitu berharga bagi rakyat Iran. Revolusi ini telah menghadiahkan
nilai-nilai luhur seperti tuntutan kemerdekaan, kebangkitan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan kemandirian. Nilai-nilai inilah yang
mendorong rakyat Iran untuk terus berjuang memutus ketergantungan di
bidang ekonomi, politik, dan budaya asing serta mewujudkan keadilan
ekonomi dan kemajuan iptek.
Islam senantiasa menekankan perlunya menuntut ilmu. Ada banyak ayat
Al-Quran dan hadis Nabi yang mengajak kaum muslimin untuk menuntut ilmu
di manapun dan kapanpun. Ajakan ini disikapi secara serius oleh
pemerintah dan rakyat Iran. Pada tahap awal, pemerintah Republik Islam
Iran berusaha membukan peluang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat
untuk bisa mengenyam pendidikan formal, dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi. Pasal 30 UUD Republik Islam Iran menyatakan,
“Pemerintah berkewajiban menyediakan pendidikan dan pengajaran gratis
bagi seluruh rakyat hingga akhir tingkat pendidikan menengah dan
mengembangkan pendidikan tinggi secara gratis pula hingga semampunya”.
Sejak awal Revolusi Islam, pemerintah Iran telah mencanangkan program
perang melawan buta huruf. Terkait hal ini, Bapak Pendiri Revolusi
Islam, Imam Khomeini menugaskan dibentuknya Lembaga Kebangkitan Melek
Huruf. Upaya kontinyu dan tak kenal lelah lembaga ini berhasil
menurunkan secara drastis angka buta huruf. Sebelum Revolusi Islam,
angka buta huruf di Iran mencapai 50 persen, namun pasca Revolusi angka
ini berhasil ditekan menjadi 10 persen. Prestasi cemerlang Lembaga
Kebangkitan Melek Huruf ini bahkan berkali-kali mendapat pujian dan
penghargaan dari lembaga-lembaga internasional, termasuk Unesco.
Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan di Iran
terus mengalami kemajuan dan pertumbuhan yang pesat baik secara
kualitas maupun kuantitas. Setiap tahun, terdapat banyak sekolah yang
dibangun di berbagai kawasan di Iran. Pemerintah dan para prakstisi
pendidikan juga terus berusaha menyesuaikan kurikulum dan metode
pendidikannya dengan pelbagai hasil temuan baru di bidang ilmu
pengetahuan.
Dunia perguruan tinggi Iran juga mengalami perkembangan dan kemajuan
yang pesat pasca Revolusi Islam. Meski angka para peminat pendidikan
tinggi di Iran terus meningkat tajam, namun begitu, kini kapasitas kursi
pendidikan di perguruan tinggi telah mencapai lebih dari satu juta 200
ribu kursi. Fenomena lain yang menarik di dunia kampus Iran adalah lebih
dari 60 persen mahasiswa Iran adalah kaum hawa. Kenyataan ini merupakan
salah satu efek dari upaya pemerintah memajukan peran kaum perempuan.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah makalah ilmiah para ilmuan Iran
yang berhasil diterbitkan oleh berbagai majalah dan media ilmiah
ternama dunia kian meningkat. Keberhasilan di bidang ini merupakan salah
satu indikator kemajuan sains di setiap negara. Ironisnya, meski
media-media ilmiah Barat mengklaim dirinya bersikap secara obyektif
namun sebagian masih menolak untuk merilis makalah ilmiah para ilmuan
Iran.
Pasca Revolusi Islam, para pakar sains dan teknologi di Iran berhasil
mencapai kemajuan yang pesat, bahkan tergolong sebagai lompatan ilmiah.
Teknologi nano sebagai salah satu dari empat teknologi paling bergengsi
dan rumit di dunia, telah bertahun-tahun menjadi fokus perhatian dan
penelitian para ilmuan Iran. Teknologi ini bahkan bisa memperbaiki
molekul dan sel-sel badan yang rusak. Teknologi nano biasa dimanfaatkan
untuk keperluan kedokteran, pertanian, industri, dsb. Hingga kini, Iran
tergolong sebagai negara maju di bidang teknologi nano dan berhasil
memproduksi sejumlah komoditas dengan bantuan teknologi nano.
Salah satu keberhasilan lainnya Iran di bidang iptek adalah prestasi
cemerlang di bidang stem cell atau sel punca. Selama bertahun-tahun,
para ilmuan Iran telah mengembangkan teknologi sel punca untuk
pengobatan dan keperluan kedokteran lainnya. Sel punca ini mampu
memproduksi beragam jenis sel tubuh manusia, karena itu, sel ini
memiliki peran yang amat vital. Para ilmuan Iran juga berhasil
memanfaatkan teknologi sel punca untuk menyembuhkan beragam penyakit
akut yang selama ini sulit diobati. Seperti penyembuhan penyakit buta
dan beragam kasus lainnya. Namun prestasi paling berkesan di bidang ini
adalah keberhasilan para ilmuan Iran mengkloning seekor kambing dengan
memanfaatkan sel punca. Prestasi ini merupakan bukti kemajuan Iran di
bidang kedokteran, khususnya dalam reproduksi sel punca.
Pusat Riset Ruyan merupakan lembaga penelitian yang berhasil
mengembangkan teknologi stem cell atau sel punca di Iran. Televisi CNN
dalam laporannya mengenai kemajuan Iran di bidang teknologi ini
menuturkan, “Pusat Riset Ruyan adalah salah satu sentra penelitian sel
punca janin di Iran. Di lembaga ini, sains berkembang pesat”. CNN dalam
laporannya ini juga menambahkan, salah satu penyebab kemajuan Iran di
bidang iptek adalah karena para pemimpin negara ini menghendaki ilmu
pengetahuan.
Salah satu keberhasilan Iran lainnya di bidang kedokteran adalah
pembuatan obat IMOD. Obat ini berfungsi untuk meningkatkan fungsi
ketahanan tubuh di hadapan virus AIDS. Keampuhan obat ini bahkan telah
diakui oleh otoritas kedokteran dunia. Pada tanggal 3 Februari yang
lalu, para pakar farmasi Iran juga berhasil mengeluarkan obat baru Angi
Pars, obat ini berfungsi untuk menyembuhkan luka penyakit diabetes atau
kencing manis, sehingga bisa mencegah terjadinya amputasi. Begitu juga
di bidang kedokteran lainnya, para ilmuan kedokteran Iran berhasil
membuat terobosan baru dalam metode operasi, seperti operasi otak dan
saraf, jantung, dan mata. Saat ini, di kawasan Timur Tengah, Republik
Islam Iran terbilang sebagai negara paling maju di bidang kedokteran.
Isu nuklir Iran adalah topik yang begitu akrab. Namun, dibalik
polemik yang sengaja dihembuskan Barat untuk menentang kemajuan Iran di
bidang ini, ternyata Iran menyimpan prestasi yang mengagumkan di bidang
nuklir. Meski Iran berada di bawah tekanan dan embargo, namun negara ini
tetap berhasil mencapai prestasi cemerlang dalam teknologi nuklir.
Selama ini, negara-negara Barat, khususnya AS memanfaatkan nuklir untuk
membuat bom pemusnah massal, karena itu mereka juga berpikir bahwa Iran
memanfaatkan teknologi nuklir untuk kepentingan militer. Padahal,
teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang positif, seperti
sebagai sumber energi listrik. Atas dasar inilah, Iran mengembangkan
teknologi nuklir. Langkah ini dilakukan untuk menjadikan nuklir sebagai
sumber energi alternatif. Selain dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga
listrik, teknologi nuklir juga bisa digunakan untuk keperluan
kedokteran, dan rekayasa genetika di bidang pertanian dan peternakan.
Untuk menghilangkan adanya kecurigaan Barat terhadap program nuklir
sipil Iran, para pejabat tinggi Tehran telah berkali-kali menggelar
dialog dengan negara-negara Barat dan menjalin kerjasama yang transparan
dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Tahun lalu, Presiden
Ahmadinejad mengumumkan, bahwa Republik Islam Iran secara resmi telah
memasuki fase industrialisasi produksi bahan bakar nuklir. Upaya ini
merupakan salah satu bentuk tekad nyata Iran untuk mencapai kemandirian
di bidang nuklir.
Baru-baru ini, tanggal 4 Februari lalu, Iran juga berhasil menorehkan
prestasi baru di bidang teknologi antariksa. Pembangunan stasiun
peluncuran antariksa dan peluncuran roket pembawa satelit Safir
merupakan kesuksesan terbaru Iran di bidang ini. Seluruh keberhasilan
tersebut merupakan berkah kemenangan Revolusi Islam dan buah prestasi
iman, ikhtiar, persatuan rakyat Iran serta kepemimpinan bijaksana
Pemimpin Revolusi Islam Iran.
Wilayah Negara Iran masuk dalam kategori Negara-negara timur tengah
yang memiliki luas wilayah 1.648.195 kilometer persegi dengan jumlah
penduduk pada tahun 2006 sebesar 7.270.198 jiwa. Tingkat ekonomi pada
tahun 2006 di Negara ini tergolong menengah kebawah pada tahun 2004
sebesar US$ 2439. Negara ini menmpati peringkat HDI ke 96 dari 177
negara. Dan EDI ke 86 dari 125 negara.
Menurut dokumen yang disetujui oleh supreme council of education pada
1998, perkembangan nasional adalah tujuan utama bagi pendidikan yaitu
untuk meningkatkan produktivitas, mencapai integrasi social dan
nasional, mengelaola nilai-nilai social, moral dan spiritual denagan
penekanan pada penguatan dan dorongan keyakinan terhadap Islam.
Tujuan-tujuan yang disetujui council juga menekankan peran pendidikan
pada pengembangan sumberdaya manusia untuk level ekonomi yang
berbeda-beda dan oleh karena itu pendidikan dipandang sebagai investasi
untuk masa depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar