Senin, 17 Oktober 2016

KEKALAHAN HITLER KARENA SEKS DAN NARKOBA?




Adolf Hitler 'terkurung' di Berghof, dalam sebuah rumah apik di Obersalzberg, Bavaria bersama dengan kekasihnya, Eva Braun.
Selama berlangsungnya peperangan, ia telah sering sakaw, kecanduan kokain, ketergantungan eukodal yang mirip heroin, dan campuran keras vitamin, hormon hewan, dan narkotik. Semuanya disediakan oleh seorang dokter yang dikenal sebagai 'juru suntik Reich'.
Namun demikian, sejak kekalahan di Stalingrad, ia tidak pernah ke luar rumah dan takut kena salju. Saat itu sudah Februari 1944. Sementara pasukannya mundur dari Ukraina, pihak Inggris sedang menghujani Berlin dengan bom. Banyak sekutunya meninggalkan dia.


Sebelum memberikan suntikan, sang 'Pasien A' itu "sangat capai dan lelah, kurang tidur". Setelah penyuntikan, ia "sangat segar, Fuhrer sangat puas!", demikian yang dikutip dari Daily Mail pada Selasa (13/9/2016).Hitler, yang sebelumnya sakit-sakitan, kala itu kembali bugar. Theodor Morell, dokter pribadinya, memberikan suntikan baru vitamin dan hormon. Dokter itulah yang baru saja dianugerahi lencana Salib Ksatria Peperangan.

Selain itu, Morell juga menangani Eva Braun, dikenal juga sebagai 'Pasien B'. Wanita itu meminta asupan zat-zat yang sama dengan Pasien A agar seirama dengannya.
Hitler mendapatkan testosteron untuk libido, sedangkan Braun mendapatkan obat untuk menekan menstruasi supaya irama mereka sama dan setidaknya bisa menikmati seks sejenak di antara rapat-rapat militer yang semakin panjang.


Itulah yang diminati Hitler. Kadang-kadang ia mengaku bahwa hubungan di luar ikatan pernikahan lebih baik dalam beberapa hal, karena berakar kepada ketertarikan seksual yang alamiah.
Ia tampaknya sangat yakin dengan dampak bermanfaat dari cinta jasmani. Menurutnya, tanpa seks maka tidak ada seni, lukisan, ataupun musik. Tidak ada bangsa beradab manapun yang mampu bertahan tanpa persetubuhan di luar nikah -- itu menurut Hitler.
Morell juga memberikan informasi tidak langsung tentang jenis persetubuhan yang dilakukan sang fuhrer di Berghof, misalnya ketika di akhir perang ia mengatakan bahwa Hitler kadang-kadang membatalkan perjanjian medis untuk menyembunyikan luka pada sekujur tubuhnya akibat perilaku seksual yang agresif Eva Braun.
Merawat Hitler adalah tugas yang berat. Morell sangat lelah sehingga ia bahkan tidak sanggup naik tangga. Dokter pribadi itu tidak bisa beristirahat karena semuanya memerlukan dia, bukan hanya Hitler dan kekasihnya.
Pasien-pasiennya mencakup para pejabat Reich dan sekutunya. Misalnya, ia merawat Mussolini yang diberi kode 'Pasien D'. Atau pelaku industri Alfried Krupp dan August Thyssen.
Lalu, para jenderal Gauleiter dan Wehrmacht, kemudian seorang direktur film dan aktris bernama Leni Riefenstahl yang mendapatkan enema morfin.
Kemudian Heinrich Himmler, kepala SS, menteri luar negeri Joachim von Ribbentrop (Pasien X), Albert Speer yang menjabat sebagai Menteri Persenjataan, dan Duta Besar Jepang Jenderal Hiroshi Oshima.
Lalu, istri Hermann Goring yang mendapat suntikan ‘Vitamultin forte’ tiap dua hari, entah apa isinya.
Semakin banyak orang berpengaruh Nazi yang datang kepada Morell, bahkan sebagai cara untuk memberitahukan kedekatan kepada Hitler dan menegaskan jabatan mereka.
Fuhrer itulah yang paling menuntut kepada dokter pribadinya. Kesehatan Morell malah semakin memburuk dan mengeluarkan isi hatinya kepada pasien lain, yaitu istri menteri ekonomi, Walther Funk. Katanya, "Setiap saat, siang dan malam, saya harus mengikuti perintah yang diterima dari atas."
"Saat itu saya pergi ke tempat Fuhrer pada siang hari untuk memberi perawatan, lalu kembali ke hotel kira-kira jam 2 siang, lalu berbaring di ranjang seharian agar bisa menemani Fuhrer lagi di esok harinya."
Saat itu, Morell sendiri sudah ketagihan. Asistennya, Dr. Weber, harus bepergian dari Berlin ke Berghof yang terpencil karena "ia paling jago memberikan injeksi, dan satu-satunya yang dijamin bisa menemukan pembuluh darah saya." Tidak ada catatan tentang jenis perawatan untuk Morell. (Sumber: Liputan 6)

Tidak ada komentar: